Hindari Stress, Begini lho Cara Asyik Mendampingi Anak Belajar dari Rumah
Healthy September 18, 2020Sejak pandemi covid-19 melanda dunia, tugas para orangtua khususnya ibu bertambah karena aktivitas belajar dari rumah. Urusan sekolah yang biasanya berada di tangan guru, sekarang berpindah ke tangan ibu.
Tidak sedikit ibu yang menjerit di media sosial. Ada yang mengeluh karena tidak paham materi, ada yang mengeluh tidak bisa menjelaskan materi dengan baik, ada yang mengeluh anaknya sulit fokus, ada yang mengeluh anaknya ga ngerti-ngerti walaupun sudah diajarkan berkali-kali, dan ada juga yang mengeluh tidak punya waktu untuk mengajarkan anak.
Well, yang pasti semua ibu dengan status anak-anak pelajar mengeluh dengan kondisi belajar dari rumah.
Tapi ... Apakah mengeluh dan menjerit di media sosial bisa menyelesaikan masalah? Ibu curhat panjang lebar sambil menyindir para guru di media sosial apa otomatis membuat tugas anak-anak selesai?
Came on, Moms.
Jangan menyalahkan orang lain atas kesulitan yang kita hadapi. Ga perlu jugalah mencari kambing hitam atas peliknya keadaan.
Dari pada menimbun pikiran-pikiran negatif yang justru bisa memicu stress, mending Moms tarik nafas panjang trus lepaskan secara perlahan sambil membisikkan doa dalam hati.
Buka pikiran dan hati kita yuk, Moms.
Please, sebisa mungkin hindari stress agar anak-anak juga bisa belajar dengan nyaman. Jangan sampai stress menguasai hati kita, sehingga membuat Moms kalap dan melukai anak.
Moms adalah ibunya anak-anak yang tugasnya mendampingi anak-anak dalam belajar. Jika memang Moms tidak mampu, jangan paksakan diri untuk menjadi gurunya anak. Jika anaknya tidak bisa mengerti, jangan paksakan diri Moms untuk membuat dia mengerti.
Lha, trus gimana dong dengan tugasnya anak-anak?
Masak iya, dipasrahin aja. Gimana dengan nilai-nilainya nanti?
Jangan pasrah dong, Moms.
Nilai anak memang penting. Tapi yang lebih penting itu adalah menjaga mental Moms dan anak-anak tetap sehat.
Sudah cukup pandemi ini membelenggu kebebasan kita, jangan biarkan tugas sekolah anak-anak memperbudak kita.
Agar Moms terhindar dari stress dan keselamatan anak terjaga, coba deh Moms terapin tips sederhana ala Meripedia berikut ini.
Tips Mendampingi Anak Belajar dari Rumah
1. Kenali kemampuan Moms dan anak
Hal terpenting yang harus Moms lakukan sebelum mendampingi anak saat belajar dari rumah adalah, pertama-tama Moms harus mencari tahu batas kemampuan yang Moms dan anak miliki.
Moms itu tipikal ibu yang bagaimana?
• Menguasai materi atau tidak?
• Bisa menjelaskan dengan baik atau tidak?
• Punya waktu atau tidak?
• Orang yang sabar atau tidak?
Trus, Moms juga harus mengenali kemampuan anak.
Anak Moms tipikal murid yang bagaimana?
• Cerdas atau tidak?
• Mudah paham atau tidak?
• Bisa fokus atau tidak?
• Bisa belajar mandiri atau tidak?
Mengenali kemampuan diri ini sangat penting, karena memengaruhi keputusan yang Moms ambil pada langkah berikutnya.
2. Tetapkan hasil yang ingin dicapai
Dalam mendampingi anak belajar dari rumah, Moms pengen hasilnya seperti apa?
Apakah Moms pengen anaknya mengerti dan memahami pelajaran dengan baik.
Atau,
Moms cuma pengen semua tugas anak selesai tepat waktu agar nilai anak tidak kosong.
Menetapkan hasil yang diinginkan ini penting dilakukan, agar Moms tidak stress. Terlebih lagi jika kemampuan anak berada pada Tipe B.
3. Action sesuai kapasitas
Setelah Moms kenali kemampuan diri, dan menetapkan target yang diinginkan, selanjutnya Moms tinggal action sesuai kapasitas yang ada.
Jangan pernah memaksakan diri di luar kemampuan. Jika dipaksakan, Moms akan stress karena tidak mendapatkan hasil, dan keselamatan anak bisa terancam.
Ketika Moms mengalami stress, tanpa sadar ucapan dan prilaku Moms bisa menyakiti anak. Bahkan, Moms bisa-bisa melakukan kekerasan kepada anak. Hiiiiyy, amit-amit ya Moms. Semoga kita terhindar dari hal-hal buruk. Aamiin.
4. Cari bantuan pihak ke tiga
Ketika Moms dan anak merasa stag dan tidak tahu harus berbuat apa, jangan ragu untuk mencari bantuan pihak ke tiga.
Jangan lupa untuk kembali mengingat langkah ke-dua tadi, apa hasil yang Moms inginkan, selaraskan dengan kemampuan anak.
Moms bersyukurlah jika memiliki anak Tipe A, tanpa pemdampingan penuh pun anak bisa belajar mandiri dengan bantuan buku-buku pelajarannya. Jika terbentur, dia juga bisa cari sendiri jawabannya di google. Moms cukup mendukung anak dengan memastikan kuota internetnya tersedia.
Yang sering menjadi kendala adalah pada anak-anak Tipe B, dan qadarullaah Moms juga ibu yang Tipe B.
Jika berada dalam kondisi ini, lakukanlah cara-cara berikut:
• Gunakan teknologi
Hari gini teknologi udah maju banget, apapun yang ingin ditanyakan jawabannya ada di internet.
Buka google, atau gunakan aplikasi-aplikasi belajar yang Moms bisa unduh di playstore.
• Ikutkan anak les privat
Les privat bisa sama siapa saja ya, Moms. Tapi akan lebih baik jika bisa dengan gurunya langsung. Tetapi jika tidak memungkinkan, Moms bisa cari tetangga, atau lembaga-lembaga kursus yang menyediakan fasilitas les privat.
• Cari orang lain yang bisa mengerjakan, jika tidak bisa gratis, jangan ragu untuk bayar.
Huhuhu, sarannya begini amat, yak. Tapi ini sebuah solusi yang Moms bisa jadikan alternatif pilihan, lho.
Yang pasti, jangan lupa untuk ingat kemampuan anak. Minta orang lain untuk mengerjakan tugas anak, tapi dengan rasio kebenaran tidak lebih dari 70%. Realistis aja ya, Moms. Kan ga lucu kalo anak kita ga pintar, tapi nilainya 100 semua. Ntar pas dites langsung sama gurunya, anaknya planga-plongo ga ngerti. Hehehe.
• Do it Your Self, Moms
Les privat bayarannya mahal, ngandelin gadget juga butuh kuota gede, trus mau bayar orang pun uangnya ga ada.
Kalo duit sudah jadi kendala, pilihan memang jadi terbatas ya, Moms.
Jalan terakhir yang bisa diupayakan tanpa keluar uang adalah, Do It Yourself, Moms.
Yes, berapapun kemampuan yang Moms miliki, Moms bisa kerjakan sendiri tuh tugas anak. Ntar anak tinggal salin aja ke buku tugasnya.
Selesai.
Duh, duuuh, sarannya ga bermutu banget, sih?
Kalo aku pribadi orangnya realistis aja, Moms.
Pilih stress atau fresh?
Kalau anakku Tipe B, maka orientasiku adalah 'yang penting tugas anak selesai, nilai anak tidak kosong'.
Kenapa harus memaksakan keadaan yang tingkat keberhasilannya minim?
Dalam suasana crowded begini, yang diutamakan adalah bisa survive dulu. Ketika kondisi sudah normal kembali, anak-anak kita bisa kembali mendapatkan ilmu dengan cara yang tepat dari guru-guru di sekolahnya.
Berarti kita ngajarin anak untuk bohong, dong.
Berarti kita nyontohin anak untuk berbuat curang, dong.
Naaaah, kalau Moms sadar beberapa hal yang aku sarankan ini tidak baik bagi perkembangan karakter anak, berarti Moms masih cukup 'aman dan sehat' untuk tidak stress.
Sekarang waktunya Moms berupaya maksimal mendampingi anak belajar tanpa berkeluh kesah.
Nikmati aja prosesnya, toh keadaan ini tidak akan berlangsung selamanya.
Jangan berkecil hati jika nilai anak berada di bawah standar. Jika anaknya tidak bisa, ya jangan dipaksa untuk bisa. Belajarlah menerima kenyataan kalau anak tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Mumpung kebersamaan Moms dan anak bisa intens, inilah saatnya Moms untuk menggali potensi anak di luar bidang akademis.
Toh ... tidak ada standar baku untuk sebuah kesuksesan di dunia.